Perkembangan dan Potensi Teknologi VR dan AR di Indonesia
Disusun oleh
Randy Adityanda                  | 14117950
2KA25
Universitas Gunadarma

Hasil gambar untuk ar

Perkembangan Teknologi

Sejak tahun 1960-an, teknologi yang satu ini sudah dikembangkan segelintir orang. Meskipun belum bersifat komersil dan kebanyakan digunakan untuk pendidikan, konstruksi, dan kesehatan, teknologi VR sudah cukup familiar digunakan di Amerika Serikat. Pada tahun 1980-an teknologi VR ini kemudian kembali hadir dengan produk  yang lebih canggih, namun sekali lagi belum banyak digunakan masyarakat umum.
Meskipun belum memiliki tampilan yang seamless seperti saat ini, teknologi VR dan AR pada tahun 80-an, sudah mulai memanfaatkan sensor hingga gerakan tubuh untuk kemudian diimplementasikan ke dalam teknologi tersebut.
Berbeda dengan VR yang banyak digunakan kalangan umum, teknologi AR justru lebih banyak digunakan untuk keperluan militer hingga institusi privat. Kemampuannya yang bisa mencatat semua pergerakan juga banyak digunakan oleh konstruksi untuk menelaah takaran hingga kebutuhan yang tepat untuk membangun gedung atau rumah.
Saat ini, berkat kepopuleran permainan Pokemon Go, teknologi AR tidak hanya banyak digunakan orang dewasa. Banyak anak-anak mulai familiar dengan teknologi ini. Tidak hanya untuk permainan, tetapi juga edukasi dan hiburan lainnya.
Perkembangan teknologi VR dan AR kemudian melahirkan teknologi baru yang merupakan peleburan dua teknologi tersebut, yaitu Mixed Reality (MR). Teknologi yang tergolong masih baru ini secara fleksibel mampu menghasilkan gerakan yang unik, berasal dari kecerdasan AR dan VR.

Kesiapan Indonesia

Sedikitnya ada 13 perusahaan teknologi yang mengembangkan teknologi VR dan AR di Indonesia. Masing-masing dengan keunikan sendiri, menawarkan produk untuk korporasi, startup, dan layanan e-commerce.
Selain Shinta VR, perusahaan yang mengembangkan teknologi VR dan AR di Indonesia adalah Festivo, DCIMAJI, Magnate, ARnCO, Octagon Studio, Primetech, Avergo, Omni VR, Invoya, INVR, DAV, Varcode. Semua perusahaan tersebut saat ini tergabung dalam Indonesian VR/AR Association (INVRA).
“Bersama dengan Bekraf kita memiliki rencana untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada pengembang hingga masyarakat umum yang tertarik dengan teknologi VR dan AR,” kata Andes.
Meskipun masih didominasi negara Tiongkok dalam hal penyebaran produk dan pengembangan perangkat teknologi, namun Indonesia memiliki potensi yang besar untuk bisa mengembangkan teknologi VR dan AR. Dengan pilihan harga produk yang makin terjangkau, Andes optimis akan lebih banyak lagi pengembang VR dan AR di Indonesia.

Prediksi Google untuk Augmented Reality di Tahun 2018 

Google-ARCore-light-estimation
Sejauh ini Google sudah berinvestasi cukup besar dalam memfasilitasi pengembangan teknologi AR. Salah satunya adalah lewat ARCore, sebuah program pengembangan AR untuk para developer Android yang tugas utamanya adalah menghadirkan kapabilitas augmented reality pada jutaan perangkat Android.
Software Development Kit (SDK) ARCore sendiri sudah dirilis Google pada bulan Agustus lalu. Bedanya dengan Tango, ARCore dirancang agar bisa berjalan tanpa memerlukan hardware tambahan, meskipun saat ini baru mendukung Google Pixel dan Samsung Galaxy S8.
Selain tersedia untuk smartphone high-end, Google juga memprediksi fitur AR akan bisa ditemukan di smartphone kelas menengah dan entry-level, setidaknya dalam waktu yang tidak lama. Singh menambahkan, bahwa peluang untuk memonetisasi konten AR juga sama bagusnya seperti game dan aplikasi belanja.
DailySocial sendiri telah mengadakan survei tentang pasar Virtual Reality/Augmented reality – VR/AR di Indonesia. Salah satunya menampilkan hasil survei bahwa pengguna lokal masih belum mengerti tentang AR. Bisa jadi dikarenakan perangkat yang mendukung untuk menghadirkan konten yang ‘kaya’ masih terbatas.
Jika apa yang diprediksikan Google akan terjadi tahun depan, maka angka ini bisa jadi akan berubah drastis.

Source : DailySocial
Source : DailySocial
Augmented Reality di 2018: Perkembangan & Penerapannya Hingga Saat Ini
 Hasil gambar untuk ar
Kita hidup di era informasi. Era dimana ponsel memiliki prosesor berkinerja tinggi dn membuatnya tidak kalah oleh performa komputer, dengan kamera beresolusi tinggi yang memiliki hasil jepretan tidak kalah oleh kamera profesional, dan pastinya akses internet yang murah. Hingga pada akhirnya melahirkan Augmented Reality (AR). Namun, apakah itu Augmented Reality? Bagaimana perkembangan Augmented Reality di 2018 dan apa sajakah yang bisa dilakukannya hingga saat ini?


1.            Filter Wajah Untuk Marketing

Snapchat mengenali wajah dengan membandingkan model statistik dengan gambar yang dilihat oleh kamera ponsel. Peta wajah sudah ditentukan sebelumnya, hanya perlu disesuaikan dengan wajah kita. Algoritme mencari bagian-bagian wajah yang kontras.
Walaupun filter wajah ini kebanyak digunakan untuk media hiburan, tetapi banyak juga lho yang memanfaatkannya untuk tujuan marketing. Contohnya adalah yang dilakukan oleh KFC, salah satu franchise ayam goreng terkemuka di Indonesia, dengan membuat filter wajah sendiri berupa KFC Bucket Game. Dalam game tersebut wajah kita akan berubah menjadi bucket KFC, tugas kita adalah untuk menampung berbagai makanan dari KFC yang jatuh dengan menggerak-gerakan kepala kita, menarik kan?

2.           Pokémon Go
Disamping Agmented Reality di 2018, mari kita sejenak flashback 2 tahun ke belakang. Bagi kalian yang menonton Pokémon saat kecil pasti pernah bermimpi, bahkan mengidamkan, sangat-sangat mengidamkan dunia dimana anda bisa berburu dan bertarung bersama pokemonmu sendiri secara nyata, benar? Releasenya Pokemon Go di tahun 2016 silam benar-benar seperti impian yang menjadi nyata.
Pokémon Go menggabungkan dunia Pokémon dengan dunia nyata tempat kita berpijak. Berkat pokemon go, kita bisa menemukan Pokémon liar ketika sedang berjalan di luar dan menangkapnya dengan melempar Poke Ball, bisa menemukan pokemon gym dan menantang pemain lainnya, dan pergi ke PokéStops, secara nyata, dengan bantuan GPS. Walaupun mereka tidak benar-benar nyata, tetapi mereka ada di sekeliling kita berkat bantuan AR. Terima kasih Nintendo.
Meskipun popularitas Pokémon Go merosot jauh dibandingkan saat release pertama, tetapi hingga saat ini masih dimainkan oleh jutaan pemain di seluruh dunia.

3.           Transportasi: Volkswagen
HUD semakin maju dalam hal seberapa banyak informasi yang dapat mereka tampilkan. Membantu pengemudi untuk jadi lebih fokus di jalan. Volkswagen AR HUD berbeda karena dapat memadukan semua data ke dalam lingkungan yang terlihat melalui kaca depan. Misalnya, alih-alih menunjukkan ikon yang mengatakan bahwa Anda harus belok kanan, justru menampilkan jalur virtual di jalan. Ini juga dapat menyoroti pejalan kaki atau hewan yang berada di dekat jalan. Ini jelas akan sangat membantu pengemudi! Keren bukan?

4.           Arsitektur dan Desain Interior
Contoh pertama mungkin arsitektur. Jika seorang arsitek dapat melihat desain mereka dihamparkan di dunia nyata, mereka akan dapat memutuskan apakah proyek ini cocok dengan lahan yang tersedia. Mereka akan dapat menyajikan desain kepada klien secara nyata, sehingga klien dapat mengetahui apakah hasil desain sesuai dengan yang diharapkan atau justru tidak menyukainya.
Selain itu, para kru konstruksi juga bisa merasakan manfaat dari teknologi ini. Kok bisa? Kemajuan Augmented Reality di 2018 jelas akan dapat meminimalkan risiko kesalahan konstruksi yang terjadi karena salah perhitungan. Mereka bisa melihat semua detail proyek saat membangun. Yang harus mereka lakukan hanyalah mengumpulkan semua batu bata dan material di tempat-tempat yang disorot. Dengan cara ini, bangunan bisa dibuat lebih cepat dan dalam beberapa kasus, lebih murah.
Perencana tata ruang juga bisa mendapatkan manfaat dari teknologi AR. Semua metrik kunci proyek dapat dihitung hanya dengan melihat sebuah bangunan.

5.           E-commerce
Apa salah satu masalah terbesar saat berbelanja online? Anda tidak benar-benar tahu seperti apa produk di dunia nyata kecuali Anda memesannya. Tentu saja, kebijakan pengembalian bekerja cukup baik untuk sebagian besar hal dan itu bukan masalah besar, tetapi baik klien dan pemilik toko membuang waktu dan uang secara tidak perlu.
Saya tahu kita sudah bertahun-tahun jauh dari teknologi canggih seperti itu, tetapi jika cermin kita dapat terhubung dengan toko, kita akan dapat melihat bagaimana pakaian itu cocok dan seperti apa bentuknya. Kita bisa melihat diri kita seperti ini melalui kacamata atau bahkan melalui smartphone kami.
Potensi Augmented Reality di 2018 sangatlah besar, dan kita tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Selain Augmented Reality di 2018, teknologi Augmented Reality terus dikembangkan setiap harinya oleh berbagai pihak, dan itu jelas akan membuat perkembangan Augmented Reality untuk kedepannya semakin pesat. Dengan Augmented Reality, kita bisa memandang dunia dengan cara yang berbeda dan lebih luas.

Perkembangan Industri VR di Indonesia: Berkembang atau tertinggal?


Pada tahun 2012, dunia seakan-akan tertuju pada sebuah teknologi terbaru yang memungkinkan para pecinta game/gamers mampu bermain sekaligus diajak untuk langsung merasakan situasi didalam game yang mereka mainkan, yang bernama Virtual Reality (VR). Game yang menggunakan teknologi VR ini mampu memberikan suasana baru untuk para gamers yang biasanya hanya memainkan permainan mereka dengan berhadapan dengan layar playstation atau komputer mereka, kini mereka diajak untuk terlibat langsung dalam suasana game tersebut dengan console yang memungkinkan mereka bergerak dan benar benar merasakan apa yang benar benar apa yang terjadi dalam permainan tersebut. Perangkat VR inipun semakin terkenal ketika para youtuber yang sudah bernama seperti pewdiepie mulai memainkan game yang di support oleh VR, dan mulai memperkenalkan tajinya sebagai pendatang baru dalam industri game. Occulust Rift sebagai salah satu produser perangkat ini benar benar jeli untuk memanfaatkan inovasi dalam teknologi ini untuk ditambahkan dalam perangkat game. Namun seakan tidak mau kalah, vendor-vendor lain pun mulai bermunculan untuk menyaingi dominasi occulust rift dalam industri VR. Sebut saja Galaxy Gear milik samsung dan hololens milik microsoft, serta Playstation VR milik Sony. Di Indonesia sendiri, teknologi VR telat merambat dan mulai menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Bahkan menurut CEO dari Antarupa studios, salah satu perusahan pengembang teknologi VR, Indonesia merupakan salah satu yang patut diperhitungkan. Salah satu hasil yang patut dibanggakan dari Indonesia adalah The VR Journey to Indonesia di World Expo Milano yang membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang paling sering dikunjungi selama acara tersebut. Bahkan, kurang lebih sudah ada 13 perusahan teknologi yang mengembakan teknologi VR di Indonesia! Beberapa perusahaan tersebut adalah Shinta VR, Octagon Studio, Primetech, Avergo, Omni VR, dan masih banyak lagi. Ke 13 perusahaan tersebut bahkan tercantum dalam Indonesian VR/AR association (INVRA). INVRA sudah memiliki target jangka panjang dengan target utama yaitu mensosialisasikan apa itu VR dan penggunaannya dalam kehidupan masyarakat Indonesia sehingga pada nantinya karena industri VR yang semakin berkembang, mereka dapat menciptakan produk dan menjadi inovasi unggulan dalam hal teknologi VR di Indonesia dan pada nantinya INVRA mampu menerapkan minimum standar dan kualitas baik software maupun hardware dalam perkembangan VR di Indonesia.

Vision yang kita lihat ketika bermain Playstation VR
 Perkembangan Industri VR di Indonesia: Berkembang atau tertinggal?

Perkembangan Industri VR di Indonesia: Berkembang atau tertinggal?
Salah satu momen ketika Pewdiepie mencoba perangkat VR buatan HTC yaitu HTC VIVE.

Sumber :
https://www.kaskus.co.id/thread/5af10a4d9e740467428b4569/perkembangan-industri-vr-di-indonesia-berkembang-atau-tertinggal/

Komentar

Postingan Populer